Jumat, 10 Juni 2011

Manusia, sains, Teknologi dan Seni

A. Latar Belakang
Banyak sekali pengertian tentang manusia maupun penggolongannya. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani dan istilah kebudayaan atau secara campuran. Secara biologis manusia dikatakan sebagai homo sapiens artiya spesies mamalia yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya, selain itu dapat diartikan sebagai manusia berfikir. Manusia sebagai homo sapiens atau manusia berfikir, akan menghasilkan buah fikir yang beragam, seperti sains, teknologi (homo faber), dan seni (homo esteticus). Hal tersebut merupakan hal terpenting dalam peradaban.

B. Tujuan
Mengetahui lebih dalam mengenai hubungan antara manusia dengan sains, teknogi dan seni serta terhadap globalisasi.

A. Pengertian Sains, Teknologi dan Seni
1. Sains
Sains berasal dari kata scientica yang berarti knowledge (ilmu), akan tetapi tidak semua ilmu dapat dikatakan sebagi sians. Ilmu sains yaitu ilmu yang dapat diuji (hasil pengamatan sesungguhnya) kebenarannya, dan dapat dikembangkan secara sistematis berdasarkan kebenaran melalui eksperimen secara teori. Menurut KBBI, pengertian sainins adalah ilmu yamg yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (miasal : fisika biologi, kimia).
Sains merupakan cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia modern atau dapat dikatakan sebagai globalisasi. Selain itu, sains merupakan suatu proses untuk mencari suatu kebenaran itu melalui pengetahuan dengan memahami hakikat mahluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam. Sains memberikan penekanan sebagai hasil pemikiran manusia dalam mengasai ilmu pengetahuan yang terdapat dalam alam semesta. Proses ini dinamakan pendekata sintifik dan menjadi landasan terpenting dalam perkembangan dan kemajuan manusia dan teknologi.

2. Teknologi
Pada umumnya orang selalu memahami bahwa teknogi itu bersifat fisik, yakni yang dapat dilihat dengan indera.teknologidalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-benda atau alta-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan realisasi hidupnya di dunia. Hal yang memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni manusia yang bisa dikatakan sebagai homo technicus/faber.
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia dari bahasa Yunani. Techne berarti seni kerajinan, kemudian lahirlah istilah technicus artinya seseoran memiliki keterampilan tertantu. Dari sinilah muncul istilah teknologi yang berarti ilmu yang mempelajari seni karajinan manusia. Tetapi pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari kandugan kata teknologi. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang-barang, benda-benda, alat-alat dari manusia selaku homo technicus/faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem, hasil manusia di dunia yang bukan lagi sekedar sebagai suatu hasi drai daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia.
Ada tiga macam teknologi yang sering di kemukakan oleh para ahli, yaitu :
a. Teknologi Modern :
- Padat modal
- Mekanis elektris setempat
- Menggunakan bahan import
- Berdasarkan penelitian mutakhir, dll.

b. Teknologi Madya :
- Padat karya
- Dapat dikejakan oleh keterampilan setempat
- Menggunakan alat setempat
- Berdasarkan alat penelitian

c. teknologi tradisional
- bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)
- Menggunakan keterampilan setempat
- Menggunakan alat setempat
- Menggunakan bahan setempat
- Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan

Secara lebih umum dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.

3. Seni
Menurut Janet Woll mengatakan bahwa seni dalah produk sosial. Sedangakan menurut KBBI, seni adalah keahlian membuata karya yamg bermutu (dilihat dari segi kehalusan, keindahan dan sebagainnya), seperti tari, lukis, ukir , dll.

B. Hubungan antara Sains, teknologi dan Seni Bagi Manusia
1. Perkembangan Teknologi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat mendatangkan kemakmuran materi. Adanya perkembangan IPTEK menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru. Di mulainya suatu era sering kali ditandai dengan mulai digunakannya suatu bahan baru pada suatu peradaban, misalnya : Zaman Batu, Era Perunggu, dan Era Besi. Teknologi Bahan bisa dikatakan merupakan salah satu teknologi yang paling tua dalam peradaban, dan merupakan pendahulu dari cabang tenologi lainnya. Di bawah ini adalah berbagai macam bidang utama teknologi :

- Ilmu Terapan Kecerdasan Buatan
- Olahraga dan Rekreasi
- Informasi dan Komunikasi
- Industri Konstruksi
- Militer atau Bom
- Rumah Tangga
- Teknik
- Kesehatan dan Keselamatan
- Transportasi Angkasa Luar

Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan :
1. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah.
2. Meningkatkan kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya.

2. IPTEK dan Nilai
Dalam menghadapi IPTEK masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola, dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu, sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut.

Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).

Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

Perkembangan Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk berkembang. Bayi berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:

1) Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu dan berlangsung secara teratur.
2) Perkembangan menuju diferensiasi dan integrasi dari gerakan-gerakan yang bersifat masal menuju gerakan-gerakan khusus.

3) Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur secara teratur dan terus-menerus.
4) Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5) Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain, baik dalam perkem-bangan masing-masing aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut (Hartomo, 2004: 69).

Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.

Stratifikasi Sosial

Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.
Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi.
Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.
Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu : privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri, namun juga dapat didigunakan secara bersama.
Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan partai.
Kelas sosial merupakan suatu pembedaan individu atau kelompok berdasarkan kriteria ekonomi. Untuk mendalami kelas sosial ini Soerjono Soekanto memberikan 6 kriteria tradisional.
Menurut Horton and Hunt keberadaan kelas sosial dalam masyarakat berpengaruh terhadap beberapa hal, diantaranya adalah identifikasi diri dan kesadaran kelas sosial, pola-pola keluarga, dan munculnya simbol status dalam masyarakat.
Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.
Ada tiga cara yang dapat kita lakukan untuk bisa mengetahui bentuk dari stratifikasi sosial. Ketiga cara tersebut adalah dengan pendekatan objektif, pendekatan subyektif, dan pendekatan reputasional.
Mengapa perlu stratifikasi social? Karena untuk menetapkan individu-individu dalam pelapisan sesuai usaha, ikhtiar dan nasib. Serta mendorong mereka agar melaksanakan kewajibannya. Sifat system lapisan masyarakat yaitu membatasi kemungkinan pindahnya lapisan social dalam masyarakat yang mengenal kasta, darah biru, dll.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial karena mereka tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Mereka selalu saling membutuhkan dengan sesamanya. Namun manusia memiliki sisi lain dimana mereka bisa menjadi sangat individual. Walaupun begitu, mereka harus dapat menempatkan diri pada segala situasi serta aspek salam kehidupan mereka. Karena bila tidak, maka mereka tidak akan bisa menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara diri mereka sendiri dengan lingkungan sekitar.
Hal inilah yang kerap menjadi masalah pada setiap manusia. Terkadang ada seseorang yang mempunyai sisi sosial yang terlalu besar, sehingga mereka dianggap mengganggu privasi orang lain. Namun ada juga yang berlebihan dalam sisi individualnya, sehingga mereka dianggap sombong, tidak suka bergaul, egois, bahkan ada juga yang menganggap mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya.
Nah, lalu bagaimana sebaiknya kita mengatur kedua sisi tersebut agar tidak berat sebelah?? Sebenarnya banyak cara yang dapat kita lakukan untuk itu. Salah satunya adalah dengan banyak bergaul dan berkumpul dengan orang-orang disekitar kita, karena satu hal penting yang harus kita ingat, suatu saat kita pasti akan membutuhkan mereka, begitu juga sebaliknya. Dari situ kita akan lebih mengenal orang-orang disekitar kita, kita dapat mengetahui karakter mereka, dan dengan sendirinya akan terpupuk hubungan yang lebih erat antar sesama manusia. Yang paling penting adalah kita harus selalu berpikir positif terhadap orang lain, itu adalah suatu awal yang cukup baik untuk memulai hubungan dengan orang lain.
Namun tidak dapat dipungkiri, hubungan antar sesama manusia memiliki batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Yang dimaksud dengan batasan disini adalah bagaimana kita dapat tetap berteman dan berhubungan baik dengan orang lain tanpa mengganggu privasi mereka. Disini saya akan sedikit berpendapat, bahwa tidak jarang saya melihat orang-orang disekitar saya merasa privasi mereka terganggu oleh orang yang tidak lain adalah teman mereka sendiri. Betapa disayangkan bila itu terjadi dalam suatu hubungan pertemanan.
Itulah yang terjadi bila kita tidak dapat mengetahui mana batasan-batasan yang tidak boleh kita langgar dalam suatu hubungan. Walaupun kita sudah berteman baik dengan seseorang, kita harus tetap menghormati privasi mereka, tidak peduli seberapa dekat kita dengan mereka. Jangan sampai hal-hal yang kita lakukan membuat mereka menjadi tidak nyaman atau bahkan sangat terganggu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan keselarasan dari segi individual dan sosial dalam diri kita.

Manusia Sebagai Makhluk Hukum

Manusia dan hukum adalah dua etnis yang tidak bisa di pisahkan, karena manusia hidup bermasyarakat dan dalam setiap pembentukan masyarakat, akan selalu di butuhkan hukum sebagai segmen perekat atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat.
Masyarakat memiliki kepentingan masing-masing, hal ini akan mendorong manusia untuk saling berkompetisi dan mengalahkan antar sesamanya yang dapat menimbulkan kekacauan seperti terciptanya suatu tatanan masyarakat namun terdapat satu pemerintahan yang sewenang-wenang sehingga etiap individu merasa terancam ekistensinya,
Hukum berfungsi untuk menciptakan keteraturan dengan mencegah atau mengatasi kekacauan di atas. Hukum menciptakan norma equality yaitu mengatasi kepentingan-kepentingan yang saling berhadapan agar dapat bertemu secara seimbang dan agar proses tawar menawar di antara kepentingan-kepentingan yang saling berhadapan tersebut berjalan seimbang.
Penyeimbanggan kedudukan kepentingan tersebut antara lain:
1. Bagi mereka yang di pihak lemah secara sumber daya kekuatan sosial-ekonomisnya mendapat perlindungan atas hak-hak mereka.
2. Bagi mereka yang di pihak kuat dayanya di batasi kekuasaannya dengan cara penciptaan norma-norma interatif yang bersifat implisit seperti pembebanan kewajiban-kewajiban tertentu.
3. Diciptakan norma penyeimbang hak dan kewajiban di dalam masing-masing kepentingan di namakan istilah keadilan.

Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah makhluk budaya artinya makhluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan Logika. Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan mutu kesenian adalah Etika dan Estetika.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan makhluk biologis saja namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, politik dan makhluk budaya.
Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta “budhayah” (jamak), budhi = budi/akal. Jadi, kebudayaan adalah hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan . EB. Taylor mengartikan kebudayaan sebagai : “keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui akal”. Budaya itu tidak diwariskan secara generatip (biologis) tapi melalui belajar.
Menurut Koentjaraningrat : “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai sikap, makna, hirarkhi, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara berpikir dan gerak sosial. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bisa mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya.
Kebudayaan perlu dikaji agar kita bisa mengembangkan kepribadian dan wawasan berpikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut Masalah Kebudayaan. Masalah kebudayaan adalah segala sistem/tata nilai, sikap mental, pola berpikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : Dehumanisasi artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bisa memaknai tentang etika, estetika dan logika
Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan pengolahan nilaii-nilai insani sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya dan lingkungannya, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan menyempurnakan hubungan insani.
Adapun wujud dari kebudayaan adalah :
• Ide (gagasan) adalah konsep pikiran manusia yang menjadi sistem budaya yang jadi adat istiadat.
• Activity yaitu kompleks aktivitas yang saling berinteraksi yang kemudian menjadi sistem sosial atau pola aktivitas.
• Benda Budaya sebagai hasil aktivitas yang menjadi unsur kebudayaan adalah : bahasa, sistem teknologi, mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian.

Manusia Dan Peradaban

A. Pengertian

Dikalangan para ahli sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua istilah antara kebudayaan dan peradaan yang sering dicampuradukan ,pendapat para ahli terkadang sering bertentangan satu sama lain :
- Bierens De Hann, Perdaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik. Jadi perdaban itu kegunaan yang praktis sedangkan kebudayaan berasal dari hasrat yang murni yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan kemasyrakatan.
- Oswald Spengl (1880-1936) kebudayaan adalah seluruh kehidupan adat, filsafat, dsb. Perdaban adalah kebudayaan yang sudah mati.
- Prof.Dr.Koentjaraningrat, Peradaban adalah bagian – bagian yang halus dan indah seperti seni. Masyarkat yang telah maju kebudayaan tertentu berarti memiliki perdaban yang tinggi.

Konsep perdaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu dilihat dalam intelektual, keindahan, tekhnologi, spiritual yang terlihat pada masyarkatnya. Suatu masyarakat yang telah mencapai tahapan perdaban tertentu berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai pada tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur – unsur budaya lainnya.

B. Kebudayaan dan Peradaban

Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memilik peradaban yang tinggi. Contoh bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi pada masa lampau adalah yang tinggal di lembah sungai Nil, lembah sungai Eufrat Tigris, lembah sungai Indus dan lembah sungai Hoang Ho

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)

Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
1. tekanan kerja dalam masyarakat
2. keefektifan komunikasi
3. perubahan lingkungan alam.
Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

C. Peradaban dan Perubahan Sosial

1. Pengertian perubahan sosial

Menurut para ahli :
a. Wilbert Moore, perubahan sosial dipandang sebagai “perubahan struktur sosial, pola perilaku, dan interaksi sosial”. Setiap perubahan yang terjadi dalam dalam struktur masyarakat atau dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial.
b. William F. Ogburn, ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immaterial dengan menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur immaterial.
c. Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat.
d. Gillin dan Gillin, perubahan sosial dilakukan untuk suatu variasi dari cara hidup yang lebih diterima, dikarenakan lebih baik/efektif dari sebelumnya.
e. Selo Soemardjan, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku.
Perubahan sosial terjadi akibat adanya dinamika anggota masyarakat yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, sebagai tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan.

2. Pengertian Peradaban

Peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu dilihat dari intelektual, keindahan, tekhnologi, dan spiritual yang terlihat pada suatu masyarkat. Peradaban ada karena terjadinya perubahan kebudayaan yang mengarah kepada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada sebelumnya. Perubahan kebudayaan merupakan suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Karena itu, suatu peradaban melekat pada tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya suatu peradaban, yaitu sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK.
Perbedaan dan Persamaan antara Perubahan Sosial dengan Perubahan Kebudayaan
Perbedaan Persamaan
Perubahan Sosial Mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Adanya penerimaan cara-cara baru/suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Perubahan Kebudayaan Perubahan terjadi pada dalam struktur masyarakat/dalam organisasi sosial. Adanya penerimaan cara-cara baru/suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Cara memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya yakni dengan membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Dianalisis dari berbagai segi, yaitu:

a. Ke arah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change).
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan terjadi dalam masyarakat.

3. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial

1) Teori Sebab-Akibat (causation Problem)

a) Analisis Dialektis
Menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian sistem juga membawa perubahan pada bagian lainnya sehingga menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan sebelumnya. Namun, itu mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih lanjut, meluas, dan mendalam.
b) Teori Tunggal mengenai Perubahan Sosial
Menerangkan sebab-sebab perubahan sosial atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab.

2) Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Hal ini cenderung bersifat kumulatif/evolusioner. Pada dasarnya mempunyai asumsi bahwa sejarah manusia ditandai adanya gejala pertumbuhan.
a) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini dipelopori August Comte dan Herbert Spenser. Menurut teori ini, manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu, dari sederhana lalu kompleks sampai pada tahap sempurna.
b) Teori Multilinear
Menurut teori ini, perubahan sosial/kebudayaan terdapat gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum/skema apriori, lebih memerhatikan tradisi dalam kebudayaan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

D. Teori-Teori Mengenai Pembangunan, Keterbelakangan, Dan Ketergantungan

1. Teori Depedensi (Ketergantungan)
Teori perubahan sosial menurut Moore:
1. evolusi rektiliner yang sangat sederhana
2. evaluasi melalui tahap-tahap yang melaju tidak serasi
3. evolusi bercabang yang memuntut berubahan
4. evolusi menurut siklus-siklus tertentu yang memilki kecendrungan dengan kemunduran jangka pendek
5. primitivisme

Bentuk-bentuk perubahan sosial menurut Soerjono Soekanto:

1. Perubahan yang terjadi secara lambat (evolusi) dan cepat (revolusi)
a. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa direncanakan. Terjadi karena usaha masyarakat menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat.
b. Revolusi terjadi dengan sengaja karena direncanakan.

2. Perubahan-perubahan yang perngaruhnya kecil dan besar


3. Perubahan yang dikehendaki dan tak dikehendaki.
a. Pertumbuhan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan memimpin.
b. Perumbuhan yang tak dikehendaki berlangsung diluar jangkauan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tak diinginkan.

2. Penyebab Perubahan
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto ada dua penyebab perubahan sosial di masyarakat:

A/ Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk
b. Adanya penemuan-penemuan baru yang melalui berbagai proses, seperti inovasi dan penemuan unsur kebudayaan baru.
c. Konflik dalam masyarakat.
d. Pemberontakan dalam masyarakat

B/ Faktor Ekstern
a. Alam disekitar masyarakat
b. Kontak antar budaya

3. Keseimbangan
Keseimbangan sosial harus terpenuhi agar masyarakat berfungsi sebagaimana mestinya, dimana setiap lembaga sosial berfungsi saling menunjang. Menurut Robert McIver, perubahan-perubahan sosial merupakan perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Maka perubahan sosial dapat menyebabkan ketidakseimbangan hubungan sosial.

Manusia Sebagai Makhluk Politik

MANUSIA adalah zoon politicon, kata Plato dalam bukunya Republica. Sebagai bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil dari sebuah negara.
Kumpulan individu-individu yang menempati daerah tertentu membentuk kesatuan masyarakat. Himpunan masyarakat yang menempati daerah atau wilayah yang lebih luas membentuk sebuah negara. Sebagai makhluk politik, eksistensi manusia tidak terpisahkan dengan konsepsi negara.
Bagi Plato, kumpulan individu yang membentuk masyarakat dan akhirnya memunculkan entitas negara adalah tujuan sempurna zoon politicon sehingga mencapai kebaikan bersama. Politik, dalam arti kata kesalinghubungan (interrelation) antarmanusia merupakan salah satu dimensi terpenting dari manusia.
Dalam pandangan Aristoteles, politik adalah kenyataan tak terelakkan dari kehidupan manusia. Kenyataan ini terlihat dari berbagai aktivitas manusia, misalnya, ketika manusia berusaha menduduki suatu jabatan tertentu, seseorang mencoba meraih kesejahteraan bagi dirinya atau golongannya dengan berbagai sumber daya yang ada, atau juga seseorang atau institusi yang berusaha memengaruhi seorang yang lain atau institusi lain. Beberapa contoh tersebut adalah kenyataan politik dalam pemahaman seluas-luasnya.

Politik dalam pengertian yang ideal berusaha memanifestasikan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat. Pandangan ideal ini secara logik berangkat dari logika berpikir sederhana dengan dikotomi hitam-putih; benar-salah. Aktivis politik yang berusaha mencapai impian menciptakan tatanan masyarakat yang baik akan menempuh jalan atau cara yang menurut kategorinya baik. Namun dalam riil politik, logika berpikir demikian sungguh kenyataan yang sukar untuk diterapkan. Ini disebabkan realitas yang terjadi di masyarakat yang sangat kompleks. Selain kita yang punya paramater tertentu tentang kebaikan, pihak lain juga memiliki hal yang sama. Alih-alih parameter itu sama, malah yang sering ada adalah perbedaan. Perbedaan ini dalam kapasitas yang lebih jauh akan sangat berpengaruh pada pola kepentingan yang berkembang. Keanekaragaman kepentingan pada tahap tertentu menimbulkan konflik nyata yang tidak terhindarkan. Kepentingan yang menimbulkan konflik menjadi dasar tindakan yang kadangkala membenarkan segala cara.

Dalam perjuangan kepentingan inilah kekuasaan dikejar. Perjuangan yang kadang dijalankan dengan cara-cara tidak terpuji dan dilakukan hampir oleh sebagian besar politisi menimbulkan steotip bahwa politik itu kotor, keji, culas dan amoral. Politik secara simplistik dipahami dengan kekuasaan. Dalam pemahaman ini kekuasaan merupakan konsep yang selalu menjadi acuan untuk memahami arti politik. Orang melihat bahwa politik merupakan cara meraih dan mempertahankan kekuasaan.

Pada realitasnya kekuasaan adalah hanya salah satu aspek nilai yang terdapat dalam politik. Dalam politik sendiri terdapat nilai-nilai lain, antara lain, kekayaan, pendidikan, kesehatan, keahlian, penghormatan, penghargaan, afeksi, dan kebajikan. Dengan melihat sisi lain nilai intrinsik yang terdapat dalam politik inilah etika, fatsun dan moralitas politik perlu ditegakkan. Manusia tidak mungkin menghindari kegiatan sosial dan politik. "Sebab manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial dan politik," kata Ketua DPW PPP A Thoyfoer MC ketika membuka pendidikan pekerja politik (Dikpol) angkatan kedua yang diprakarsai DPC PPP Rembang, kemarin.
Acara yang dipusatkan di Kantor DPC itu berlangsung dua hari (4-5 Oktober), dengan narasumber Thoyfoer, Amir Machmud NS (Suara Merdeka), dan Machfudz Ali (KP2KKN Jateng).
Thoyfoer menjelaskan, manusia tak bisa menghindar dari kegiatan sosial, karena untuk makan saja tidak bisa melakukan sendiri. Pendek kata, manusia tidak mungkin menanam padi sendiri, menanam sayur sendiri, atau membuat garam sendiri. Jadi, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari membutuhkan keterlibatan orang lain. "Inilah yang disebut mahkluk sosial," katanya.
Manusia juga tak akan bisa menghindar dari kegiatan politik. Ini karena karena manusia sebagai mahkluk politik, yakni, hidup di dalam lingkungan orang banyak (masyarakat). Di dalam lingkungan itu akan terbagi-bagi menjadi lingkungan rumah tangga, RT, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara.
Masing-masing lingkungan membutuhkan pemimpin. Misalnya pemimpin rumah tangga, pemimpin desa sampai pemimpin negara. Untuk memilik pemimpin tidak mungkin dilakukan seorang diri, tetapi harus melalui proses yang membutuhkan keterlibatan orang lain. Contoh kecil dalam memilih pemimpin desa, harus dilakukan pemilihan dengan cara pencoblosan. Siapa yang mendapat suara terbanyak dialah yang akan menjadi pemimpin desa.
Menurut dia, memilih pemimpin dari tingkat yang terendah sampai tertinggi itu wajib, karena sesuai dengan pesan-pesan agama Islam. Demikian pula menjadi pekerja politik, juga termasuk perintah agama. "Karena merupakan perintah agama, maka bila dijalani sudah termasuk ibadah," kata politikus asal Lasem itu.
Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan, sekarang ini masih banyak orang yang mengatakan PPP produk orde baru. Mereka tahunya cuma itu. Padahal semasa orde baru, PPP banyak memerangi kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang. Dalam melakukan perjuangan membela kebenaran, PPP tidak akan melakukan cara-cara kekerasan seperti yang dilakukan teroris. PPP akan tetap konsisten menggunakan cara-cara sesuai kaidah agama Islam.

Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Setiap kebutuhan menuntut pemenuhan. Ketika haus, kita minum. Ketika lapar, kita makan. Kita akan berusaha memenuhi semua kebutuhan kita. Namun, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Misalnya, jika lapar dan uang kita pas-pasan, kita harus dapat mengaturnya sehingga mendapat makanan yang bergizi. Di sisi lain, jika kita punya banyak uang, belum tentu apa yang kita butuhkan tersedia di pasaran. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Sebagian besar menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga. Ingat bahwa minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, pada suatu saat, minyak tanah akan habis. Walaupun kita punya uang untuk membeli, tapi di pasaran tidak ada minyak tanah. Kebutuhan kita akan minyak tanah tidak terpenuhi. Kita harus mencari alternatif bahan bakar lainnya. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan.
Setiap kebutuhan menuntut pemenuhan. Ketika haus, kita minum. Ketika lapar, kita makan. Kita akan berusaha memenuhi semua kebutuhan kita. Namun, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita harus memerhatikan kemampuan kita. Misalnya, jika lapar dan uang kita pas-pasan, kita harus dapat mengaturnya sehingga mendapat makanan yang bergizi. Di sisi lain, jika kita punya banyak uang, belum tentu apa yang kita butuhkan tersedia di pasaran. Misalnya, jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Sebagian besar menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga. Ingat bahwa minyak tanah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, pada suatu saat, minyak tanah akan habis. Walaupun kita punya uang untuk membeli, tapi di pasaran tidak ada minyak tanah. Kebutuhan kita akan minyak tanah tidak terpenuhi. Kita harus mencari alternatif bahan bakar lainnya. Oleh sebab itu, kita harus bijaksana dalam memenuhi kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan manusia dalam memenuhi atau memuaskan kebutuhannya harus sesuai dengan kemampuannya. Kegiatan inilah yang menunjukkan kedudukan manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Sebagai makhluk ekonomi yang bermoral, manusia berusaha memilih dan menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dengan memerhatikan nilai-nilai agama dan norma-norma sosial, tidak merugikan orang lain, menggunakan sumber daya alam secara selektif, serta memerhatikan kelestarian lingkungan.
1. Tindakan Ekonomi dalam Kegiatan Sehari-hari
Setiap kegiatan yang dilakukan, perorangan atau kelompok, masing-masing memiliki alasan atau motif tertentu dengan prinsip tertentu pula. Misalnya, temanmu Rixa diberi uang oleh orang tuanya. Digunakan untuk apa saja uang itu? Banyak pilihan penggunaan atau pengalokasian uang itu. Rixa dapat menggunakannya sesuai dengan kebutuhannya. Rixa mungkin akan menggunakan uang itu untuk ongkos naik angkot ke sekolah, jajan, beli alat tulis, menabung, dan lainnya. Ketika Rixa memutuskan untuk menggunakan uangnya untuk membeli buku tulis, misalnya, tentunya dia mempunyai alasan tertentu. Misalnya, daripada jajan, lebih baik beli buku tulis karena buku tulisnya habis. Rixa memutuskan untuk membeli buku karena dia membutuhkan buku tulis. Keputusannya untuk membeli buku ini adalah tindakan ekonomi.

Penggunaan sumber daya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan manusia merupakan tindakan ekonomi. Ketika Rixa membeli buku tulis, dia adalah konsumen. Nah, tindakan ekonomi dapat ditemui dalam kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Artinya, dalam memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan. Misalnya, sebagai karyawan, tukang sayur, pengemudi bus, sekretaris, manajer, dan lain-lain.
2. Motif Ekonomi

Mengapa kamu makan? Kamu makan karena kamu lapar. Karena lapar, kamu membutuhkan makanan. Kamu memutuskan untuk makan agar rasa laparmu terpuaskan. Dalam hal ini, lapar merupakan motif atau alasan atau dorongan mengapa kamu makan. Demikian juga dengan motif ekonomi. Dalam contoh di atas, Rixa memutuskan untuk menggunakan uangnya untuk membeli buku tulis karena buku tulisnya habis. Buku tulis habis merupakan motif mengapa dia harus membeli buku tulis baru.

Biasanya seseorang atau kelompok memiliki alasan atau keinginan atau dorongan tertentu dalam setiap keputusan penggunaan sumber daya. Alasan atau dorongan atau keinginan seseorang atau kelompok dalam penggunaan sumber daya ini merupakan motif ekonomi. Banyak alasan atau motif yang mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan tindakan pengalokasian sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan, untuk sebuah kegiatan ekonomi yang sama, motif ekonomi seseorang dapat berbeda dengan motif orang lainnya. Misalnya, Rixa dan temannya pergi ke toko buku. Mereka sama-sama membeli buku tulis. Rixa membeli buku tulis karena buku tulisnya habis. Temannya membeli buku tulis untuk diberikan kepada adiknya. Berbeda motifnya, bukan?

Dari contoh di atas juga dapat kita lihat bahwa ada dua sumber motif, yaitu motif dari dalam dan motif dari luar diri manusia. Motif yang dimiliki Rixa adalah motif dari dalam dirinya, dia mau beli buku karena bukunya habis. Ini dikenal sebagai motif intrinsik. Berbeda dengan temannya yang membeli buku untuk diberikan kepada adiknya. Ada faktor dari luar yang mendorong teman Rixa membeli buku tulis, yaitu kebutuhan adiknya. Ini disebut motif ekstrinsik. Jadi, apa saja motif ekonomi itu? Berbagai motif manusia melakukan tindakan ekonomi dapat dibedakan menjadi motif memperoleh keuntungan (laba), motif memperoleh penghargaan dari masyarakat, motif membantu sesama manusia, motif memperoleh kedudukan, dan motif menjamin masa depan.

a. Motif Memperoleh Keuntungan
b. Motif Memenuhi Kebutuhan Sendiri
c. Motif Memperoleh Penghargaan Masyarakat
d. Motif Membantu Sesama Manusia
e. Motif Memperoleh Kedudukan
f. Motif Menjamin Masa Depan

Manusia pasti memiliki motif untuk melakukan setiap kegiatannya. Setiap kegiatan itu dapat bermotif ekonomi, nonekonomi, atau bahkan kedua-duanya. Dalam kegiatan yang bermotif keduanya, di satu sisi pelaku ekonomi itu ingin keuntungan, di sisi lain dia juga punya motif nonekonomi. Misalnya, membantu orang tua di rumah. Di satu sisi, membantu orang tua adalah kewajiban setiap anak. Ini adalah motif nonekonomi. Di sisi lain, dengan membantu orang tua, si anak ingin memperoleh uang jajan.

3. Prinsip Ekonomi

Misalnya kamu diberikan uang secukupnya oleh orang tuamu untuk satu minggu sekaligus. Uang itu untuk ongkos, jajan, beli alat tulis, menabung, dan lain-lain. Kamu akan berusaha menggunakan uang itu dengan efisien sehingga cukup untuk satu minggu. Jika tidak demikian, uangmu dapat saja habis di hari ke-4. Pada hari ke-5 dan 6, kamu sudah tidak punya uang. Jika kamu berhasil menggunakan uang itu selama seminggu untuk memenuhi semua kebutuhanmu bahkan masih ada sisa untuk ditabung, kamu telah menerapkan prinsip ekonomi. Dengan uang yang sedikit, kamu mendapatkan banyak hal. Di samping memiliki motif ekonomi, pemilihan, penggunaan, atau pengalokasian sumber daya dalam memenuhi kebutuhan manusia juga memiliki prinsip ekonomi.
Lalu, apa prinsip ekonomi itu?
Prinsip ekonomi adalah usaha atau pertimbangan yang disertai pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mencapai hasil tertentu. Atau sebaliknya, usaha atau pertimbangan yang disertai pengorbanan tertentu untuk mencapai hasil yang sebesarbesarnya. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam prinsip ekonomi ialah diketahuinya nilai pengorbanan yang diberikan dan hasil yang akan dicapai. Prinsip ekonomi ini menjadi landasan bertindak dalam mengambil keputusan penggunaan atau pengalokasian sumber daya agar dicapai hasil yang optimal. Intinya penggunaan atau pengalokasian sumber daya itu harus efisien. Dengan kata lain, efiensi itu pada dasarnya merupakan inti dari prinsip ekonomi.

Manusia Dan Permasalahannya

A. Masalah Sosial
Menurut Soerjono masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Sebuah masalah dikatakan ebagai masalah sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan mengganggu keutuhan masyarakat. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor ekonomi : kemiskinan, pengangguran.
2. Faktor biologis : penyakit.
3. Faktor psikologis : syaraf, bunuh diri.
4. Faktor kebudayaan : perceraian, kejahatan.
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, sosiologi menggunakan beberapapokok permasalahan, yakni sebagai berikut :
1. Kriteria utama suatu masalah sosial yaitu tidak adanya kesesuaian antar ukuran dan nilai sosial dengan kenyataan serta tindakan sosial.
2. Sumber-sumber masalah sosial.
3. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah sosial atau bukan.
4. Manifest social problem dan latent social problem.
5. Perhatian masyarakat pada masalah sosial.
Blumer (1971) dan Thomson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama.
Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan itngkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987).
Untuk memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi tiga macam yaitu :
1) Konflik dan kesenjangan
2) Perilaku menyimpang
3) Perkembangan manusia.
Salah atu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan maka ia akan cenderung melakukan tindakan kejahatan dan kekerasan. Jika hal ini berlangsung lebih massif maka akan menyebabkan dampak yang sangat merusak seperti kerusuhan sosial. Hal ini juga didukung oleh pendapatnya Merton dan Nisbet (1971) bahwa masalah sosial sebagai sesuatu yang bukan kebetulan tetapi berakat pada satu atau lebih kebutuhan masyarakat yang terabaikan.
Masalah sosial laten (latent social problem) merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas, namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada.
Masalah sosial manifes ( manifes social problem) merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat terjadinya pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan menyimpang, sehingga berupaya untuk menghadapi dan mengatasi masalah sosial tersebut. Jadi masalah sosial manifest merupakan masalah sosial yang sudah ada dan terjadi.
Ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat pada umumnya sama yaitu misalnya :
1. Kemiskinan
2. Kejahatan
3. Disorganisasi keluarga
4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern
5. Peperangan
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat :
a. Pelacuran
b. Delinkuensi anak-anak
c. Alkoholisme
d. Homoseksualitas
7. Masalah kependudukan
8. Masalah lingkungan hidup

B. Stratifikasi Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokkan para anggota masyarakat secara vertical (bertingkat).
Menurut Piritim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratifycation” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan cirri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
Ukuran atau criteria yang menonjol atau dominan sebagi dasar pembentukkan palepisan sosial adalah ebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, apakah tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain dalam bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2. Kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersnagkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang misalnya, dokter, insinyur, doktorandus ataupun gelar professional seperti professor. Namun sering timbul akibat-akibat negative dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijasah palsu dan seterusnya.
Mobilitas kekuasaan merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial. Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertical dan horizontal. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat yaitu, stratifikasi terbuka dan tratifikasi tertutup. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas sosial cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.

C. Personality (kepribadian)
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa inggris “personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari bahasa latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus).
Kepribadian sebagai “Personality is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan perangsang bagi orang lain.
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu :
1. Aspek kognitif (pengetahuan)
2. Aspek afektif
3. Aspek motorik.
Menurut pendapat Koentjaraningrat personality adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakna dari tiap-tiap individu atau ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya auatu identitas sebagai individu yang khas.

D. Modernisasi, Globalisasi dan Universalisme
Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu kea rah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proes modernisasi. Beberapa pengertian modernisasi dari beberapa pakar. Menurut Wilbert E. Moore modernisasi adalah suatu tranformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti tehnologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi diri Negara barat yang stabil. Dalam kehidupan modern tercermin : alam pikiran rasional, ekonomis, efektif, efisien menuju kehidupan yang makin produktif.
Globalisasi adalah suatu proses dimana antara individu, antar kelompok, dan antar Negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Globalisasi dalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan penkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit.
Peningkatan interaksi melalui perkembangan media masa (terutama televisi, film, musik dan transmisi berita olah raga internasional). Saat ini kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mngenai hal-hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literature, dan makanan. Meningkatnya masalah bersama misalnya, pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa adalah satu.

Manusia Sebagai Makhluk Psikologis

Dr ES Rajendran, BHMS, MD (Hom)
Dean-Vinayaka Homoeopahic Misson Medical College, Salem

Psikologi sebagai cabang Ilmu muncul di barat dengan penelitian Sigmund Freud. Ia dilahirkan dari orang tua Yahudi di Freiberg di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856. kehidupan profesional adalah di Wina. Pada periode awal Freud menerima pendidikan dalam sastra klasik dan Filsafat. Ia menerjemahkan satu volume dari edisi Jerman Stuart Mill mengumpulkan karya John. Setelah belajar ilmu kedokteran, ia mulai berpraktik sebagai ahli saraf pada tahun 1886. Kemudian, di bawah pengaruh Josef Breur, Freud beralih ke masalah psikopatologi dan Psikologi. Dia adalah pendiri psikoanalisis. Hingga munculnya Freud, Psikologi bukan Ilmu maju di dunia barat. Tapi psikologi adalah bagian integral dari Ilmu Pengetahuan dan pikiran keagamaan di timur, baik di India atau di Cina.
Cara timur penyelidikan lebih atau kurang intrinsik yaitu suatu perjalanan batin untuk yang diri untuk menemukan mengeluarkan dari manusia dan alam semesta. Oleh karena itu psikologi dari timur penyelidikan ke dalam diri pribadi manusia, dimana Freud memulai sepenuhnya metode yang berbeda menyelidiki pikiran. Dia menemukan cara dan sarana untuk mencapai rahasia dalam pikiran oleh pengamatan dan co-hubungan. Akhirnya ia merumuskan methodsofpsychoanalysis sebagai alat efektif untuk lepaskan lapisan rahasia jiwa manusia.

Definisi
Dalam istilah psikologi modern didefinisikan sebagai ilmu tentang perilaku dalam hubungannya dengan lingkungan.
Ini mencakup studi sadar,-sadar dan bawah sadar perilaku sub. Perilaku anak-anak, usia lanjut, pasien mental dan hewan juga datang di bawah psikologi.
Apakah perilaku?
Perilaku adalah hanya sebuah ekspresi.
Apa adalah pikiran atau jiwa?
Kekuatan dinamis dari perilaku yang timbul harus aku mungkin pikiran atau jiwa
Saya menemukan banyak kali ada persamaan antara masalah psikologi dan homoeopati pada tingkat fundamental mereka Untuk misalnya Keseluruhan "definisi adalah tercermin gambaran luar dari esensi internal penyakit, yaitu, dari kasih sayang kekuatan vital" adalah sebagai kabur seperti di atas definisi kata pikiran.
Dalam kedua situasi kita menyadari bahwa ekspresi adalah bukti dari realitas batin, yang merupakan dasar dari ekspresi. Berikut fakta-fakta yang dikenal didasarkan pada beberapa alasan yang tidak diketahui, yang bahkan sekarang dimengerti pemahaman manusia.

Metode untuk memahami jiwa
1 Introspeksi: adalah proses melihat ke dalam.
Keterbatasan: Tidaklah mungkin pada pasien mental. Banyak yang tidak bisa menjelaskan pengalaman di segala kondisi; cacat Memori menghalangi itu. Tidaklah mungkin pada anak-anak dan hewan. Ini merupakan pengalaman pribadi.
2. Metode observasional: adalah metode mengamati dan belajar. Misalnya: - Pengamatan anak-anak sekolah.
Keterbatasan: Kehadiran pengamat dapat mengubah pola perilaku objek. Percobaan bias / prasangka / sikap juga dapat mempengaruhi itu.
3. Metode anekdot: mengacu pada memorandum persona seperti cerita, novel, buku harian, lagu dll
Keterbatasan: Menyalin orang lain.
4. Perkembangan Metode: adalah analisis perubahan perilaku pembangunan, baik mental maupun fisik.
5. Sejarah Kasus: adalah studi tentang perubahan perilaku dengan penyakit.
6. Metode Eksperimental (Metode Ilmiah): berarti untuk membentuk hipotesis dan kemudian studi di atasnya.
7. Metode Pengujian: digunakan untuk mengetahui sikap, bakat dan prasangka; perhatian dan konsentrasi, kecerdasan dan kepribadian.

Teori psikoanalisis Sigmund Freud
itu konsep Freud didasarkan pada gagasan berikut.
1. proses biologis fundamental terkait.
2. Kepuasan kebutuhan insting adalah dasar dari pengembangan kepribadian.
3. Sumber utama dari motivasi dalam pengembangan kepribadian adalah energi seksual.
4. pembangunan manusia sebagian besar bergantung pada sadar.
5. Pengembangan Kepribadian sekuensial dan terdiri dari 5 tahapan kritis.
6. Kebutuhan masyarakat dan kebutuhan individu cenderung untuk datang ke bertentangan satu sama lain.
Freud mengatakan sebagian besar perilaku manusia dikendalikan oleh pikiran bawah sadar dan pikiran sadar adalah seperti ujung gunung es. Bagi dia "Analisis Dream" adalah jalan raya menuju ketidaksadaran. HO menyarankan ketegangan, rasa malu, sakit dll akan lega dengan mimpi. Dia percaya bahwa segala sesuatu tujuan dalam pikiran bawah sadar.

Struktur Kepribadian
Kata Freud kepribadian terdiri dari tiga komponen. Mereka adalah, Id, Ego dan Super Ego.
Id: adalah dasar dari kepribadian. Itu hadir saat lahir dan merupakan reservoir energi psikis secara keseluruhan. Id tidak memiliki realitas objektif. Ini memiliki naluri seperti
naluri Life - Pertumbuhan - Erros
Sex naluri - Reproduksi
Kematian naluri - Self kehancuran - Tanatos
Id adalah bagian dari keinginan, ambisi dan keinginan. Kerjanya berdasarkan prinsip kesenangan.
Ego: bertindak atas dasar prinsip realitas. Ini membantu individu untuk menyeimbangkan dengan masyarakat dan bertindak sebagai bagian eksekutif. Ini adalah mediator antara dorongan Id dan realitas lingkungan.
Super Ego: berkembang setelah usia 3 tahun. Ini bertindak sebagai prinsip moral, Apakah 'Hati Nurani' dan 'Man Internal Polisi. " Menghambat impuls Id, terutama dorongan seksual.

Seorang yang baik cukup tingkat pengetahuan di bidang psikologi adalah penting bagi seorang dokter homoeopati untuk menganalisis dan memahami pasien dengan cara yang lebih baik.
Sebagai sistem holistik hanya obat, yang memiliki cara dan sarana untuk menggabungkan aspek fisik dan mental manusia dengan terapi nya, Homeopati alami, memiliki tangan atas dalam pengobatan berbagai masalah psikologis. Metode obat Homeopati membuktikan di menonjol unik di dunia karena proses ini membawa keluar baik fisik dan mental gejala pada orang yang sehat. Ketakutan, kecemasan, fobia dll yang artifisial yang dihasilkan selama membuktikan obat adalah bukti jelas bahwa obat homeopati yang sensitif beberapa tempat dalam jiwa manusia.

obat homoeopati mampu memproduksi gejala mental dalam individu-individu yang sehat dan dengan demikian menyembuhkan penyakit mental pada pasien.
Pengetahuan psikologi membantu dokter untuk menganalisis pasien dalam kondisi banyak. Homeopati berdiri unik dalam cakrawala pengobatan karena persepsi yang holistik. Meskipun studi tentang pikiran akan memberikan wawasan yang lebih baik tentang masalah pasien, setiap upaya untuk menjelaskan semua masalah kesehatan yang buruk dalam hal fenomena psikis (untuk misalnya: - mencoba untuk menafsirkan setiap penyakit sebagai keadaan pikiran seperti delusi) akan menambahkan lebih banyak kebingungan ke aplikasi terapeutik dan dianggap gagal tanpa keraguan.

Akhirnya kita memiliki kesimpulan bahwa seorang dokter homeopathic harus seimbang dalam pengetahuan dan sikap. Sebuah pertumbuhan yang seimbang dalam hubungannya dengan investigasi, diagnosis, filosofi, psikologi dan terapi tampaknya paling dibutuhkan dalam proses pertumbuhan seorang dokter jatuh tempo.